Jumat, 14 Agustus 2009

JADWAL KULIAH SEMESTER GENAP TAHUN 2009

SABTU

1. 07.30 - 09.30 ( MANAJEMEN PEMASARAN LANJUTAN --> B.202 )
2. 13.00 - 15.00 ( MANAJEMEN SDM LANJUTAN --> 203 )

MINGGU

1. 13.00 - 15.00 ( MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN --> AULA UUG )
2. 16.00 - 18.00 ( MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN --> AULA UUG )

Selasa, 11 Agustus 2009

TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN OPERASIONAL

KELOMPOK 1 (PROJEK MANAJEMEN)
1. HASBI
2. NINIK LANTARA
3. ASRAF
4. SUARDI
5. IRYANI
KELOMPOK 2 ( TQM)
1. SYARIF MARIKAR
2. AHMAD
3. RUSLAN
4. USTADS
KELOMPOK 3 (LEAN PRODUCTION)
1. EVERT
2. BAHARUDDIN
3. TATI
4. RIA
KELOMPOK 4 ( SCHEDULING)
1. JO
2. DEDDY
3. UCOK
4. MATAKALASSA

Minggu, 09 Agustus 2009

TUGAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

TUGAS PROF SALIM BASALAMAH (SABTU, 8 AGUSTUS 2009)

A. BUAT SUMARY BUKU MSDM KARANGAN VEITZAL TAHUN 2009

1. M.SYARIF MARIKAR = BAB 2 DAN 3
2. ACHMAD PARAKESIT = BAB 4 DAN 5
3. DEDDY = BAB 6 DAN 7
4. JO = BAB 8
5. DG. MATAKALASSA = BAB 10
6. RUSLAN = BAB 11
7. NINIK = BAB 19
8. TATI SALMIATI = BAB 13
9. USTADS = BAB 14
10 BAHARUDDIN PATANGGAI = BAB 15
11. SADARIAH = BAB 16
12. EVERT = BAB 17
13. IRYANI = BAB 18
14. ASRAF = BAB 12
15. SUARDI = BAB 20
16. HASBI = BAB 21
17. M.YUSUF = BAB 9

B. THE NEW YOUR LIFE BUAT SUMMARY MASING MASING 3 HALAMAN

C. MASING MASING KUMPUL 5 JURNAL TAHUN 2008 – 2009 DAN SALAH SATUNYA
DIKRITISI

Senin, 03 Agustus 2009

Adapting Marketing To The New Economiy

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berawal pada bulan Juli 1997, yaitu ketika gedung putih Amerika Serikat meresmikan internet sebagai mediator dalam melakukan bisnis, maka semenjak itu muncul paradigma baru dalam memasarkan barang dan jasa melalui media elektronik dimana lebih dikenal dengan istilah “e-Commerce.” Tumbuh kembangnya “e-Commerce” ditengarai sebagai model bisnis masa depan memicu banyak perusahaan untuk mengembangkan model bisnis yang dikelola secara online ini. Bahkan sebuah fakta mengungkap bahwa Amazon.com sebagai pioneer dalam bisnis online pada awal berdirinya selalu mengalami kerugian akan tetapi investor begitu menggandrungi saham Amazon.com.
Masyarakat dunia secara umum mengalami perubahan pola perilaku dan kebutuhan yang dikarenakan perkembangan teknologi dan arus informasi. Hal ini sejalan dengan terus berkembangnya dunia “e-Commerce” yang mengemas teknologi dan informasi ke komunitas dunia. Dengan mengusung kedua hal tersebut konsumen menjadi lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan. Konsumen lebih bertingkah laku praktis dalam arti konsumen membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam pemenuhan kebutuhannya.
Pada prinsipnya “e-Commerce” menyediakan infrastruktur bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi proses bisnis internal menuju lingkungan eksternal tanpa harus menghadapi rintangan waktu dan ruang (time and space) yang selama ini menjadi isu utama. Peluang untuk membangun jaringan dengan berbagai institusi lain tersebut harus dimanfaatkan karena dewasa ini persaingan sesungguhnya terletak pada bagaimana suatu perusahaan dapat memanfaatkan “e-Commerce” untuk meningkatkan kinerja dalam bisnis inti yang digelutinya.
Perkembangan dunia “e-Commerce” di Indonesia berkembang sedemikian pesat yang diindikasikan perkembangan teknologi (tele) komunikasi dan komputer. Perkembangan tersebut diikuti juga oleh perusahaan yang juga berlomba-lomba membangun bisnis secara online. Pelaku bisnis mendapatkan desakan perubahan pola perilaku konsumen yang semakin modern, sehingga menjadi sebuah keharusan untuk menggunakan metode elektronik ini dalam melakukan sistem pendukungan penjualan berbasis online.
Sesuai dengan semakin tumbuh berkembangnya masyarakat Indonesia secara general dan masyarakat Malang pada khususnya, maka perkembangan e-Commerce adalah sebuah paradigma baru yang menjadi penting ketika masyarakat mengalami perubahan perilaku yakni semakin membutuhkan kepraktisan ketika ingin memenuhi kebutuhannya. Internet yang menjadi mediator utama dalam penerapan e-Commerce sudah mulai meluas penggunaannya.
Banyak perusahaan di Indonesia yang telah menerapkan e-Commerce dalam menjalankan bisnisnya. Beberapa diantaranya adalah Glodok, Bhineka, Alfamart. Ketiga perusahaan sudah melakukan transaksi secara online atau paling tidak sudah menyediakan layanan yang berbasis pada internet. Ada pun bentuk produk yang ditawarkan dalam transaksi pembelian online/e-Buy adalah produk elektronik.
Produk elektronik adalah merupakan kebutuhan konsumen yang diklasifikasikan sebagai shoping product, dimana berbeda dengan convinience product pelanggan produk elektronik lebih mengutamakan pemilihan produk yang sesuai dengan kualifikasi, gaya hidup, dan harga bukan pada pengalaman berbelanja seperti ketika mereka melakukan pembelian convinience product.
Munculnya paradigma pemasaran baru yang berbasis pada Internet atau e-Commerce di Indonesia sepertinya masih belum optimal, karena masih terbatasnya kalangan yang menggunakan dunia maya dalam melakukan transaksi pembelian. Demikian juga pada keterbatasan vendor dalam menyediakan layanan dalam websitenya, meyebabkan munculnya suatu permasalahan tentang peranan yang diberikan e-Commerce dalam menunjang penjualan produk elektronik serta bagaimana konsep pengembangan e-Commerce untuk menunjang penjualan produk elektronik.
Semakin meningkatnya komunitas bisnis yang mempergunakan internet dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari secara tidak langsung telah menciptakan sebuah ranah dunia baru yang kerap diistilahkan sebagai “cyberspace” atau dunia maya. Berbeda dengan dunia nyata (real world) , cyberspace memiliki karakteristik yang unik dimana manusia dapat berinteraksi dengan siapa pun di dunia jika terhubung dengan internet.
Menjamurnya warung internet (Warnet) hampir disetiap kota serta kemajuan dunia telekomunikasi yang membuat konsumen juga dapat mengakses layanan internet melalui ponsel yang dimiliki merupakan salah satu bentuk kegayutan dari konsumen dengan dunia internet dan e-Commerce tentunya. Konsumen juga dapat dengan cepat mengakses internet melalui PC (Personal Computer) yang ada dirumah dengan menggunakan Dial-up Connection yang disediakan oleh PT. Telkom, Tbk ataupun dengan berlangganan Telkom Speedy.
Penerapan e-Commerce dalam produk elektronik adalah salah satu bentuk karakteristik dari e-Commerce yaitu Business to Consumer. Pada karakteristik e-Commerce ini lebih dikenal dengan e-Buy, dimana karakteristik ini mengusung bisnis retail secara online. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat pemenuhan tugas kuliah manaejemen pemasaran dengan judul “Adapting Marketing To The New Economiy


BAB II
PEMBAHASAN

A. Perekonomian Digital
Abad 21 merupakan masa dimana hampir semua perusahaan beroperasi ditengah perekonomian digital. Perekonomian jenis ini merupakan perekonomian berbasis teknologi informasi yang melibatkan penggunaan teknologi computer termasuk didalamnya teknologi komunikasi seperti internet, intranet dan ekstranet.
Perkembangan teknologi informasi yang pesat memicu terciptanya model-model bisnis baru. Kenyataan ini disatu sisi telah membantu perusahaan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dengan menemukan peluang bisnis baru dan menciptakan keuunggulan kompetitif. Disisi lain teknologi informasi seperti internet telah membawa perusahaan masuk dalam area persaingan yang lebih ketat yaitu persaingan global. Intinya siap atau tidak siap perusahaan dipaksa untuk menggunakan teknologi informasi jika ingin bertahan
B. Mengenal E-Tech, E-Business, dan E-Commerce
E-Technology adalah suatu kegiatan yang menginteruksikan new models (gabungan antara sebuah kegiatan dengan memanfaatkan teknologi yang ada sehingga dapat menghasilkan teknologi yang baru). Contoh penerapan e-technolgy adalah pada pembuatan e-commerce dalam suatu e-business, penggunaan e-payment dalam transaksi e-business.
Banyak orang mengasumsikan bahwa e-commerce dan e-bisnis adalah sama. Istilah e-commerce dan e-bisnis mungkin kedengarannya sama tapi secara teknis sebenarnya keduanya berbeda.
Keduanya memang memiliki huruf ‘e’ yang mengindikasikan penggunaan elektronik termasuk internet dan EDI (electronic data interchange) untuk mengembangkan proses bisnis. Secara definisi e-commerce merupakan bagian dari e-bisnis, namun tidak semua e-bisnis berarti e-commerce.
E-commerce lebih sempit jika dibandingkan e-bisnis, di mana e-commerce adalah sub perangkat dari e-bisnis. Di mana e-bisnis sangat luas, menunjuk kepada penggunaan teknologi untuk menjalankan bisnis yang memberikan hasil, memberikan dampak yang besar kepada bisnis secara keseluruhan.
Sementara e-commerce mengacu kepada penggunaan internet untuk belanja online, seperti untuk belanja produk dan jasa. Contohnya terjadi ketika konsumen men-order tiket, buku atau hadiah, produk berwujud maupun tidak berwujud melalui internet. Sampel lainnya ketika sebuah organisasi atau individu membayarkan sejumlah uang via internet.
Istilah e-bisnis meng-cover semua area bisnis. E-bisnis terjadi ketika perusahaan atau individu berkomunikasi dengan para klien atau nasabah melalui email. Pemasaran dilakukan melalui internet, menjual produk atau jasa melalui internet, menggunakan internet untuk riset pasar, menggunakan internet untuk meng-hire orang, menggunakan internet untuk promosi produk dan jasa, dan sebagainya.
C. Kecepatan produk di internet
Internet merupakan sebuah jaringan komputer yang terhubung secara global, memungkinkan penggunanya saling bertukar informasi melalui berbagai saluran. Dengan demikian memungkinkan penggunanya saling berbisnis. Seluruh entrepreneur terkaya dunia memanfaatkan pasar yang disebut Internet tersebut. Ada sejumlah alasan mengapa perusahaan-perusahaan mereka membidik pasar Internet. Pertama-tama, para penonton televisi mulai berpindah ke Internet. Karena mereka pindah maka media iklan harus mengikutinya, dengan asumsi bahwa tujuan pemasar mana pun adalah untuk menjangkau target audiens-nya secara efektif dan efisien. Para pemasar mengakui bahwa mereka harus melakukan penyesuaian perencanaan pemasarannya untuk mengejar terus meningkatnya jumlah orang yang menghabiskan waktu di depan media online, seringkali dengan meninggalkan media yang lain.
Kedua, untuk membidik pasar internet menggunakan iklan yang dapat di-update setiap waktu dengan biaya minimal: karena itu iklan-iklan di internet selalu bisa tampil baru. Ketiga, pasar internet dapat menjangkau pembeli potensial dalam jumlah yang sangat besar dalam hitungan global. Keempat, biaya untuk iklan online kadang-kadang lebih murah dibandingkan iklan televisi, koran, atau radio. Media beriklan yang disebutkan belakangan itu menjadi lebih mahal karena ditentukan oleh ruang yang akan dipakai, berapa hari (waktunya) iklan tersebut akan dimuat, serta pada berapa stasiun televisi dan koran lokal atau nasional iklan tersebut akan dipasang. Kelima, iklan di internet dapat secara efisien menggunakan konvergensi teks, audio, grafik, dan animasi. Keenam, Internet sendiri sedang berkembang dengan pesatnya. Ketujuh, Anda dapat membuat iklan secara interaktif dan dibidikkan ke kelompok-kelompok tertentu dan/atau perorangan.
Riset yang dilakukan pada musim gugur tahun 1996 menemukan bahwa tiga perempat dari pemakai komputer pribadi (PC) akan meninggalkan televisi dan melewatkan waktunya di depan komputer mereka. Perpindahan dari televisi yang jumlahnya sebesar itu nampak sangat mengesankan. Sebagai tambahan atas fakta ini ialah bahwa pemakai Internet merupakan orang-orang terdidik dan memiliki penghasilan yang sangat tinggi, sehingga manjadi logis kalau disimpulkan bahwa penjelajah Internet merupakan target yang sudah diimpikan oleh para pemasar.
Mulai tahun 1998, karakteristik ini telah meyakinkan perusahaan besar yang memproduksi segala kebutuhan konsumen untuk mulai menggeser anggaran periklanannya dari media tradisional ke iklan Internet. Yang dilakukan Toyota merupakan contoh nyata dari begitu ampuhnya Internet. Saatchi and Saatchi, sebuah agen periklanan ternama, mengembangkan situs Web untuk Toyota (http://www.toyota.com/) dan menempatkan iklan banner yang sangat menarik di situs-situs populer, seperti http://www.espn.com/ . Dalam waktu satu tahun, situs tersebut mampu menyamai penjualan yang dilakukan 800 sumber penjualan Toyota lainnya.
Langkah ketiga dalam menjual produk di internet adalah memahami tahap siklus hidup produk di internet. Siklus hidup di Internet meliputi tahap perkenalan produk, tahap produk eceran dalam musim, tahap akhir hidup produk dan tahap likuidasi produk. Tahap perkenalan produk juga dikenal sebagai tahap produk diluncurkan. Tahap ini terjadi pada saat produk diperkenalkan ke pasar dan produk merupakan hal yang sangat baru bagi benak pelanggan. Pada tahap ini produk dalam keadaan hangat atau eksis atau suplai produk belum dapat memenuhi seluruh permintaan. Keadaan daur hidup seperti ini dikenal sebagai keadaan daur hidup produk yang sehat. Biasanya waktunya antara 1 tahun sampai 3 tahun. Sebaliknya jika suplai produk lebih besar dari permintaan mengindikasikan keadaan tidak sehat atau produk gagal, waktunya antara 6 sampai 12 bulan atau kurang. Misalnya, pada saat Apple mengeluarkan iPod Mini, sebuah MP3 player telah terjual habis selama tiga bulan pada tahap perkenalan. Sebaliknya, perusahaan elektronik yang menjual peralatan dapur $1,000 selama 2 bulan di Internet mengalami kegagalan dan diakhiri dengan memberikan potongan pada tahap perkenalannya.Tahap produk eceran dalam musim merupakan tahap, sebagian besar perusahaan membutuhkan pengecer yang memberikan harga produknya sesuai dengan yang direkomendasikannya. Kamera digital, mobil, buku, televisi dan pakaian terkini dan terhebat merupakan produk eceran dalam musim. Misalnya, jika kita membeli kamera digital ke Best Buy, Circuit City, Electrinic Boutique, Sears dan toko lainnya, akan menemukan harga yang sama, kecuali mungkin ada harga paket dalam rangka peristiwa tertentu, tetapi pada dasarnya harga di setiap otulet harganya sama.Tahap akhir hidup produk biasanya disebabkan adanya perkenalan produk baru dalam kategori produk oleh perusahaan atau pesaing. Pada tahap ini produsen dan pengecer menarik produk lama tersebut secepat mungkin dengan mengganti produk yang baru yang masih hangat. Pada tahap ini produk terjual sebagai biaya atau mengalami kerugian kecil, karena pelanggan bergeser dari produk lama menuju produk yang lebih baru. Pada produk lama tersebut penjual menggunakan harga potongan tinggi untuk menarik pelanggan agar membeli produk yang lama tersebut. Misalnya, produk lama kita sebut P100, maka produk baru yang menggantikan dengan model baru kita sebut P200. Hal ini berlaku pada otomotif, elektronik, komputer, pakaian dan sebagainya.Tahap likuidasi adalah tahap produk kelebihan stok, menghasilkan sisa dan melakukan pembaharuan produk. Tahap ini merupakan tahap yang dihindari oleh produsen dan pengecer,karena akan mengalami kerugian besar. Biasanya produk terjual dengan harga 10 % sampai 20 % dari biaya atau mengalami kerugian antara 80 % sampai 90 %, sehingga produsen dan pengecer akan menghilangkan produk tersebut. Sebagai contoh, perusahaan ingin menjual dalam jumlah besar jaket kulit untuk wanita untuk musim dingin dan musim gugur. Perusahaan memproduksi dalam jumlah besar dan menyetok dalam jumlah besar di ribuan toko dan kota. Ternyata perkiraan tersebut salah, karena hanya kota tertentu saja yang sangat butuh jaket kulit tersebut. Maka satu-satunya cara hanya menjual dengan memberikan diskon yang besar untuk dapat menjual jaket kulit tersebut dan berakibat mengalami kerugian.langkah keempat dalam menjual produk di internet adalah memahami harga produk yang kita jual dan jumlah produk yang terjual dalam waktu tertentu. Hubungan antara keduanya biasanya disebut sebagai product velocity. Semakin banyak produk yang kita jual,semakin besar pula product velocity-nya. Kita dapat membuat kurva hubungan antara harga dengan jumlah terjual setiap minggu. Biasanya semakin besar keinginan untuk menjual dalam jumlah banyak, maka kita harus menetapkan harga lebih rendah, sebaliknya semakin tinggi harga yang kita tetapkan semakin sedikit pula jumlah produk yang dapat kita jual. Average Sales Price dapat juga dipersempit dengan menyatakan dalam sebuah item yang dikandung yang biasa disebut Stock Keeping Unit (SKU) yang merupakan sebuah istilah yang seringkali digunakan oleh pengecer off-line untuk menunjukkan sebuah item unik dalam inventory. Misalnya, Penjual A mempunyai tiga baju berwarna merah dengan ukuran XL ada dua dan berwarna biru dengan ukuran L ada satu buah, maka SKUnya hanya dua buah, yaitu SKU1 adalah baju berwarna merah (jumlah 2) dan SKU2 adalah baju berwarna biru (jumlah 1). Konsep kunci untuk difahami tanpa harus mengerjakan promosi atau melakukan sesuatu yang khusus permintaan di pasar atau menempatkan berbagai SKU secara tetap, tidak akan mengubah permintaan dalam periode waktu 30 hari sampai 60 hari. Variabel lain yang bekerja adalah penawaran, maka kita harus juga mengendalikan penawaran, meskipun penawaran ini juga dikendalikan oleh pesaing kita. Informasi ini merupakan senjata yang dapat kita pakai untuk membuat keputusan penting berdasarkan sasaran kita.Sebagai contoh, Penjual A menjual 10 unit dari SKU setiap bulan pada harga $ 150. Penjual A mempunyai sasaran ingin meningkatkan keuntungannya setiap bulan. Biaya SKU pada volume 40 unit biaya $100, tetapi jika dapat meningkatkan penjualan lebih dari 100 unit per bulan, biaya SKU turun menjadi $ 85. Maka informasi ini dapat dibuat berbagai skenario. Skenario pertama berfokus pada margin tinggi, kita menjual dengan harga $ 150 yang terjual 40 unit dengan biaya $ 100, maka margin kotornya ($150- $100) x 40 = $2000. Skenario kedua berfokus pada margin yang sedang, kita menjual dengan harga $ 120 yang terjual 80 unit dengan biaya $ 100, maka margin kotornya ($120- $100) x 80 = $1600. Skenario ketiga berfokus pada margin rendah, kita menjual dengan harga $ 100 yang terjual 160 unit dengan biaya $ 85, maka margin kotornya ($100- $85) x 160 = $2400. Dengan memahami kecepatan produk / harga dan melakukan uji coba memungkin kita mendapatkan perkiraan jumlah SKU yang dapat kita jual dan vulume yang kita harapkan. Dengan memperkirakan harga dan volume dari produk kita akan membantu melakukan persiapan sumberdaya produk dan mampu memprediksi margin yang kita peroleh setiap bulannya. Jika produk bukan buatan kita,maka kita dapat melakukan negosiasi harga dengan sumber produk kita dengan harga berdasarkan volume penjualan.
D. Perubahan Konsumen di Era Internet
Alur interaksi antara konsumen dengan brand/product sebelumnya dikenal secara umum melaluoi alur AIDA (Awaraness - Interest - Desire - Action). Namun kehadiran internet telah merubah paradigma konsumen, sehingga Dentsu memperkenalkan AISAS sebagai pola baru interaksi antara konsumen dengan produk atau brand.AISAS adalah kepanjangan dari Awaraness - Interest - Search - Action - Share.Awaraness adalah kata lain dari "Tak Kenal Maka Tak Sayang". Sebuah produk harus diperkenalkan kepada target marketnya. Perkenalan itu bisa dilakukan melalui berbagai bentuk kegiatan komunikasi marketing (above the line maupun below the line) dan Public Relation. Syukurlah dengan hadirnya era internet ini, maka pilihan memperkenalkan produk bisa dilakukan melalui berbagai cara yang relatif murah, seperti melalui email, milist, viral, hingga iklan di media online. Tentu saja hal ini menambah jalan untuk membuat orang mengenal produk kita.
Interest adalah proses berikutnya, calon konsumen tertarik dengan produk kita. Ketertarikan itu bisa terjadi karena memang komunikasi yang tepat bagi calon konsumen. Sebagai tambahan, di era internet ini, ketertarikan ini bisa juga terjadi apabila konsumen merasa tertarik dengan informasi yang terpapar di website kita, sehingga bagaimana menyusun sebuah website yang sesuai dengan tujuannya serta membangun pengalaman yang tepat, nyaman, dan menyenangkan saat orang menggali informasi di website juga bisa meningkatkan ketertarikan konsumen pada produk.
Search ini merupakan berkah bagi konsumen dengan adanya Google, sebelum mengambil keputusan, maka konsumen akan berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya lewat search engine. Product review, tulisan di blogs, website-website lain, milist, dan semua informasi akan terpampang dengan jelas di Google, inilah yang membantu konsumen untuk mengambil keputusan. Hal ini juga sejalan dengan data riset yang saya miliki bahwa internet user di Indonesia menganggap internet adalah jenis media nomer 1 yang membantu mereka dalam mendapatkan informasi dan juga dalam mendukung keputusan pembelian (dalam 2 fungsi tersebut, ternyata internet mengalahkan semua jenis media lain).
Action adalah tindakan konsumen, disinilah the real experience tercipta. Proses interaksi langsung antara konsumen dengan sales channel kita, transaksi, delivery, konsumsi, hingga after sales service merupakan satu kesatuan pengalaman yang benar-benar harus senantiasa dijaga agar sesuai bahkan melebihi ekspektasi dari konsumen.
Share adalah hasil setelah konsumen merasakan semua pengalaman interaksi mereka dengan produk/brand, mereka akan membagi pengalamannya kepada orang lain melalui email, chat, blogs, mailist, online forum, dan lain-lain. Sehingga pengalaman baik ataupun buruk akan mudah tersebar ke banyak orang, dan juga akan terendus oleh search engine. Dari proses tersebut diatas, maka semua brand owner maupun pemilik produk mesti mengasah lagi pisau kreatifitasnya dalam menyikapi perubahan paradigma konsumen tersebut. Dan begitu banyak peluang dan juga tantangan yang mesti disiasati
BAB III
PENUTUP

Seperti yang telah ditegaskan olek Kotler, pengunaan teknologi untuk bisnis merupakan sebuah keharusan. Dijaman perekonomian digital, tidak menerapkan teknologi informasi sama saja dengan membiarkan perusahaan mati perlahan. Dalam relasinya dengan pemasaran, teknologi informasi terbukti memeliliki tools dan metode dalam hal membantu pemasaran dari tahap analisis sanmpai pada penciptaan produk, penentuan harga, target dan promosi.
.